BAB
XIII
TAWAZUN
Sikap terhadap Dua Hal
• Tawazun (keseimbangan) sangat
penting dalam kehidupan à tidak tawazun akan fatal akibatnya
• Biasanya tawazun berkaitan
dengan mensikapi dua atau beberapa amal yang mesti dilakukan agar sikapnya
tepat (adil): memberikan hak kepada yang berhak
Tawazun di Alam Semesta
• Allah SWT menciptakan langit dan
semua isinya dengan tawazun
• 55:7-9 ada 3 sikap:
– Tawazun: وَوَضَعَ الْمِيزَانَ à وَأَقِيمُوا الْوَزْنَ بِالْقِسْطِ
– Jangan berlebihan: أَلا تَطْغَوْا فِي الْمِيزَانِ
– Jangan mengurangi: وَلا تُخْسِرُوا الْمِيزَانَ
• Ada perintah dan larangan agar
tetap menjaga keseimbangan (tawazun)
HANIF
• Adanya fitrah inilah yang
membuat manusia memiliki kecenderungan kepada kebaikan atau yang disebut HANIF
• Maka kecenderungan baik (hanif)
mesti dipertahankan à 30:30 perintah untuk perhatian terhadap DIEN
YANG LURUS, yang akan membawa fitrah tetap pada jalan yang lurus
• Ingat! Bahan baku yang telah
diberikan Allah itu baik, tapi jika tidak dipelihara akan rusak
Memelihara Fitrah. Agar fitrah yang hanif ini terpelihara dengan baik,
perlu bersikap TAWAZUN terhadap 3 potensi manusia: jasad, akal, dan ruh.
Manusia menurut Islam terdiri dari 3 unsur:
1.
JASAD (physical being)
2.
AKAL (intellectual being)
3.
RUH (spiritual being) à Barat sering
melupakan yang ini
اَلْغِذَاءُ اَلْجَسَدِيُّ (Makanan Jasad)
• Makanan jasad, ya makanan yang
biasa kita makan: nasi, tahu, tempe, daging, sayur, susu, madu, air, dll
• Kurang makanan à lemah,
sakit, bahkan bisa mati (kelaparan)
• Allah SWT telah menyediakan
makanan untuk manusia dengan dua patokan:
1.
Halal dan baik 2:168, 5:88, 8:69, 16:114
2.
Tidak berlebihan 6:141, 7:31
Cenderung Berlebihan. Allah SWT hanya melarang untuk tidak berlebihan, tapi
tidak ada larangan jangan kekurangan. Karena kecenderungan manusia dalam
masalah ini adalah berlebihan, tidak ada yang mau kekurangan. Bahkan tubuh
manusia ternyata didisain oleh Allah, mampu menampung lemak hampir tanpa batas à ada
manusia yang berbobot 600 kg. Berlebihan di sini juga berarti memakan makanan
yang haram atau tidak membayar zakatnya (68:17-33) atau mengharamkan makanan
yang halal (66:1). Agar mendapatkan makanan à mesti bekerja:
pekerjaan yang baik, bukan mencuri, menipu, dll . Makanan halal tapi didapat
dengan uang yang haram akan masuk ke dalam tubuh sehingga tubuh ada unsur
haramnya.
اَلْغِذَاءُ اَلْعَقْلِيُّ (Makanan Akal)
• Makanan akal adalah ILMU
• Kurang ilmu à akalnya
lemah, “kurus” (bodoh)
• Seperti makanan jasad, ilmu pun
mesti yang baik sehingga bermanfaat
• Ilmu yang buruk: ilmu sihir,
ilmu mencuri, dll
Ayat-ayat yang Pertama Turun: ILMU
• Ada tiga surat yang pertama
turun
1.
Al-’Alaq: 1-5 à perintah membaca (iqra’)
2.
Al-Qalam à ayat 1 Demi PENA dan apa yang
DITULIS
3.
Al-Muzammil:1-19 à perintah membaca
al-Qur’an dengan perlahan (tartil)
• Pada masa kejayaan Islam, ilmu
pengetahuan berkembang dengan pesat
HIKMAH. Jika ilmu itu berkembang dengan baik, maka akan muncul hikmah
(sikap bijak). 2:269 hikmah = kebaikan yang banyak
– Hikmah adalah memahami al-Qur’an
– Hikmah adalah kesesuaian ucapan dan
perbuatan (الإصابة في القول والفعل)
– Hikmah adalah mengenal agama,
memahaminya, dan mengikutinya
– Hikmah adalah pemahaman
– Hikmah adalah rasa takut (al-khasyyah)
kepada Allah, karena pangkal segala sesuatu adalah takut kepada Allah
اَلْغِذَاءُ اَلرُّوْحِيُّ (Makanan Ruh)
• Makanan ruh adalah dzikrullah
(ingat kepada Allah)
• Inilah makanan yang kurang
mendapatkan perhatian manusia pada umumnya
• “Lapar”-nya tidak terasa,
padahal fenomenanya sudah muncul: gelisah, tidak dapat tidur
• Padahal ruh itu PENGENDALI diri
kita
Tidak Terkontrol
• Akibat kelemahan ruh, maka
kehidupan seseorang tidak akan terkontrol
– Halal dan haram tidak dipedulikan
– Orang lain susah pun tidak dipedulikan
– Masyarakat hancur, negara hancur,
bahkan dunia hancur pun tidak peduli
– Ia akan mementingkan dirinya sendiri
Dzikrullah
• 33:41 dzikir yang banyak (ciri
mu’min)
• 4:142 dzikir yang sangat sedikit
(ciri munafik)
• “Aku terserah kepada persangkaan
hamba-Ku terhadap Ku, jika ia menginat-Ku (baca: berdzikir) dalam diri-Nya, aku
akan menyebutnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku didalam sebuah jamaah, aku
akan menyebutnya di dalam jamaah yang lebih baik dari mereka.” (Hadits Qudsi,
Muttafaqun ‘Alaihi dari hadits Abu Hurairah)
• Dzikir di sini bukanlah sebatas
dzikir ucapan, tetapi
• taubat itu merupakan dzikir
• tafakkur itu dzikir
• menuntut ilmu itu dzikir
• mencari rezeki-jika niatnya
baik-jiga termasuk dzikir
• dan segala sesuatu yang di sana
ada upaya taqarrub kepada Allah dan anda selalu waspada akan pengawasan-Nya
kepada anda, maka itu adalah dzikir.
• Oleh karena itu orang yang arif
adalah orang yang bisa berdikir di setiap waktu dan kesempatan
Adab Berdzikir :
1.
Khusyu’, menghadirkan hati dan pikiran akan makna-makna lafal yang terucap,
berusaha terwarnai olehnya, serta berusaha menetapi maksud dan tujuannya.
2.
Merendahkan suara sebisa
mungkin, dengan konsentrasi yang penuh dan iradah yang
sempurna, sehingga tidak mengganggu yang lain (Al-A’raf: 205)
3.
Sesuai dengan jamaah (irama
dan suaranya), jika kebetulan dzikirnya itu bersama jamaah.
Usahakan agar tidak mendahului, terlambat, atau mengungguli bacaan mereka
4.
Bersih pakaian dan tempat, memperhatikan tepat-tempat yang terhormat dan waktu-waktu yang sesuai
5.
Mengakhiri dengan penuh
khusu’ dan adab, menjauhi kesalahan dan main-main, yang hal itu bisa
menghilangkan faedah dan pengaruh dzikir.
Macam-macam Dzikir :
1.
Al-Wazhifah
2.
Wirid Qur’an
3.
Doa-doa siang dan malam
4.
Doa-doa yang ma’tsur dalam berbagai kesempatan
5.
Wirid Ikhwan: wirid doa dan wirid rabithah
Efek Kekurangan Makanan. Terhadap jasad: lapar atau mati à efek
pribadi
• Terhadap akal: bodoh
• Terhadap ruh: mati hati
• Secara rinci sudah diuraikan
dalam madah “NAFSUL INSAN”
Ni’mat Lahir dan Batin
• Jika jasad, akal, dan ruh
terpenuhi keperluannya dengan tawazun, maka itulah ni’mat yang sejati: lahir
dan batin (31:20)
• Kehidupannya akan stabil, tidak
mudah tergoncang
0 komentar:
Posting Komentar