BAB
IX
SIFAT-SIFAT
ROSUL
Karena
Rasul adalah manusia istimewa yang dipilih oleh Allah sebagai utusanNya, maka
tentu Rasul memiliki sifat-sifat yang unggul
• Ini untuk mendukung keberhasilan penyampaian risalah, penunaian amanah, dan
memimpin umat
• Ini menjadi daya tarik bagi Rasul, sehingga manusia mau berhimpun di
sekitarnya, bergerak bersamanya, dan dapat menggantikannya
SIFAT MANUSIAWI (اَلْبَشَرِيَّةُ)
• Rasul yang diutus untuk manusia adalah manusia juga, bukan malaikat
(18:110)
• Oleh karena itu, Rasulullah SAW juga memperlakukan para sahabat secara
manusiawi, bahkan kepada binatang dan tumbuhan pun memperlakukannya dengan
sangat baik
• Beberapa sisi manusiawinya Rasul:
– Terhadap Sahabat-Sahabatnya
– Terhadap Istri-istrinya
– Terhadap Putra-putrinya
– Terhadap Musuhnya
– Terhadap hewan
Terhadap Sahabat-Sahabatnya
• Muhammad saw. sangat mencintai sahabat-sahabatnya, menunjukkan kasih sayang
kepada mereka, memanggil mereka dengan panggilan yang sangat mereka sukai,
sigap memberi pelayanan kepada mereka, bahkan berusaha menjadikan sahabatnya
bisa rehat.
• Diriwayatkan dari Anas bin Malik berkata, “Rasulullah saw. memberi minum
kepada para sahabatnya. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah saw. hendaknya
Engkau meminum terlebih dahulu? Rasulullah saw. Menjawab: “Pemberi minum suatu
kaum, ia paling akhir meminum.”
• Suatu ketika ada seseorang masuk menemui Muhammad saw., tiba-tiba ia merasa
merinding di hadapan keagungan Muhammad saw. Maka beliau berkata, “Tenangkan
dirimu, saya bukanlah seperti raja. Saya adalah putra dari seorang perempuan
Quraisy yang juga memakan Qadid.”
Terhadap Istri-istrinya
• Adalah Aisyah ketika minum air gelas, maka Muhammad saw. meminum gelas tadi
persis di bagian yang sama Aisyah minum.
• Beliau saw. memberlakukan mereka dengan perlakuan sisi manusiawinya, yang
difitrahkan Allah, tidak memaksakan diri dan membuat-buat.
• “Suatu kali Aisyah menang dalam lomba lari, lain kali Muhammad saw.
mengalahkan Aisyah. Dan Muhammad saw. mengatakan: “Kemenangan ini untuk
membalas kekalahan sebelumnya.”
Terhadap Putra-putrinya
• Muhammad saw. suatu ketika telah shalat. Hasan bin Ali ra, masuk
mendekatinya. Ketika beliau sujud, Hasan naik di pundak Rasulullah saw., maka
Rasulullah saw. melamakan sujudnya, sehingga Hasan turun. Ketika Rasulullah
saw. selesai shalat, sebagian sahabat bertanya kepadanya, “Apa yang menjadikan
engkau lama dalam sujud? Beliau menjawab,“Sesungguhnya putraku telah naik di
pundakku, maka aku tidak ingin mengusiknya dengan segera berdiri dari sujud.”
• Orang Arab Badui mendatangi Muhammad saw. seraya berkomentar, “Kalian
mencium anak-anak kalian? Sedangkan kami sama sekali tidak melakukan demikian!!
Maka beliau saw. menjawab, “Atau apakah saya berkehendak bagimu agar
Allah mencabut sikap kasih sayang dari hatimu?” Tentunya tidak!
Terhadap Musuhnya
• Hampir-hampir Muhammad saw. menyengsarakan dirinya karena banyak memikirkan
mereka sepanjang waktu (18:6)
• Diriwayatkan dari Aisyah ra, berkata: “Ketika Rasulullah saw
didustakan oleh kaumnya, Jibril AS mendatanginya seraya berkata, “Sungguh,
Allah swt mendengar ucapan kaummu tentang engkau, mereka menginginkan
kecelakaan bagimu. Dan Malaikat Gunung telah diperintahkan kepadamu, agar
engkau memerintahkan sesuka kehendakmu. Malaikat gunung menawarkan kepada
beliau saw. “Perintahkan aku apa yang engkau mau, agar aku menimpakan dua
gunung besar itu kepada mereka.” Maka beliau menjawab, “Bahkan saya berharap
agar Allah swt melahirkan dari keturunan mereka, orang yang menyembah Allah dan
tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apapun.”
Terhadap hewan
• Diriwayatkan dari Sahal bin Al Handhalah ra. berkata, “Rasulullah saw.
suatu hari melewati seekor onta yang menahan beban berat di punggungnya. Maka
Rasulullah saw bersabda, “Takutlah kepada Allah, dalam memperlakukan
hewan ternak. Naikilah dengan cara baik dan beri makanlah dengan cara yang baik
pula.”
• Perasaanmu pernah terusik gara-gara melihat anak burung yang diceraikan
dari ibunya. Abdullah bin Umar meriwayatkan: “Suatu hari kami bersama
dengan Nabi Muhammad saw. dalam safar. Beliau saw. memenuhi hajatnya. Ketika
itu beliau melihat ada dua burung kecil yang diambil dari ibunya. Maka Nabi
saw. mengatakan, “Siapa yang menjadikan anak burung ini ketakutan? Kembalikan
anak burung ini kepada ibunya.”
TERPELIHARA DARI KESALAHAN (اَلْعِصْمَةُ)
• Biasanya disebut dengan MA’SHUM
• Bukan berarti tidak pernah salah, tetapi kalau salah langsung diluruskan
(ditegur) oleh Allah SWT
• 5:67 وَاللَّهُ
يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ à turun setelah dua tahun di
Madinah. Pada awal berada di Madinah teror musyrikin Makkah memang dirasakan
sekali oleh beliau, sehingga setiap malam ada yang menjaga beliau. Saat ayat
ini turun, maka sahabat yang menjaga malam itu disuruh pulang karena sudah ada
jaminan keselamatan dari Allah
• 80:1 teguran tentang “cara dakwah Rasul” yang lebih mementingkan ketokohan,
bukan pada orang yang siap meneriman perubahan (قَابِلُ التَّغْيِيْرِ)
• 66:1 à lihat catatan kaki Qur’an terjemah Depag RI
BENAR (اَلصِّدْقُ)
• Apa yang disampaikan selalu benar, bukan dusta
• Tak pernah sekalipun beliau berdusta, bahkan ketika bergurau
• 39:33
– وَالَّذِي جَاءَ
بِالصِّدْقِ à RASUL SAW
– وَصَدَّقَ بِهِ à para sahabat
• Ketika di bukit Shafa beliau bertanya, “Apa pendapat kalian jika kukabarkan
bahwa di lembah ini ada pasukan kuda yang mengepung kalian, apakah kalian
percaya kepadaku?”
• “Benar,” jawab mereka, “kami tidak pernha mempunyai pengalaman bersama
engkau kecuali kejujuran.”
Ash-Shiddiq
• Di antara sahabat yang paling cepat membenarkan beliau SAW adalah Abu
Bakar, sehingga disebut dengan Ash-Shiddiq (yang selalu membenarkan)
• Gelar itu didapatkan ketika peristiwa Isra Mi’raj karena dia langsung
membenarkan kejadian ini, selagi semua orang mendustakannya
CERDAS (اَلْفَطَانَةُ)
• Setiap Rasul mesti cerdas, karena tantangan kaum atau umatnya yang
bermacam-macam
• 2:258 Ibrahim AS mampu mematahkan argumentasi Namrud dengan telak sampai
dia tak mampu berbicara sepatah kata pun
• Peristiwa peletakkan hajar aswad ketika beliau berumur 35 tahun menunjukkan
kecerdasan beliau yang mampu menyatukan mereka
• Berdakwah di wilayah yang sangat menentangnya tentu mesti cerdas sehingga
dakwah tetap berlangsung
AMANAH (اَلأَمَانَةُ)
• Heraklius menanggapi jawaban Abu Sufyan ketika ditanya tentang apa yang
diperintahkan kepada mereka, maka jawabannya bahwa sesungguhnya dia
memerintahkan kalian
– Mendirikan shalat
– Jujur
– Memelihara diri (al-’afaf)
– Memenuhi janji, dan
– Menunaikan amanah
0 komentar:
Posting Komentar