Nama : Miftahul Huda
Judul : Pengajar Dalam
Sistem PJJ
Kelompok 2
TUGAS AKHIR
PENDIDIKAN JARAK JAUH
PENGAJAR DALAM SISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUH
Disusun Oleh:
Miftahul Huda
Saeroni
Darno
Erni
Dosen:
Timbul Pardede
D3 AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI
TEKNIK KOMPUTER JARINGAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses akademik yang tujuannya untuk meningkatkan
nilai sosial, budaya, moral, dan agama, serta mempersiapkan pembelajar
menghadapi tantangan dan pengalaman dalam kehidupan nyata.
Pendidikan
berperan sangat besar dalam pengembangan individu dan masyarakat dalam
penciptaan kehidupan yang harmonis. Perkembangan ilmu pendidikan yang sangat
cepat menuntut proses belajar sepanjang hayat. Untuk itu penciptaan sistem
pendidikan dan lingkungan belajar yang fleksibel sangat dibutuhkan. Namun, pada
saat ini banyak permasalahan mengenai sistem pembelajaran yang kurang merata di
berbagai tempat. Dapat dilihat secara kasat mata, pendidikan dipulau jawa
jauh lebih maju dibandingkan di pulau Irian Jaya, mengapa bisa demikian? Di
pulau jawa, dekat dengan pemerintahan ibu kota, selain itu pendistribusian
media pembelajaran seperti buku dapat dilakukan dengan cepat. Namun di Irian
Jaya, membutuhkan waktu yang lama untuk pendistribusian materi. Untuk itu,
sistem pembelajaran jarak jauh sangat efektif digunakan.
Pendidikan
Jarak Jauh (PJJ) merupakan Suatu metode pembelajaran yang menggunakan
korespondensi sebagai alat komunikasi antar tenaga dosen dengan siswa, ditambah
dengan adanya interaksi antar siswa dalam proses pembelajaran.
Sistem PJJ
telah menjadi sebuah inovasi yang berarti dalam dunia pendidikan saat ini.
Sistem PJJ telah menunjukkan kemampuannya untuk memenuhi berbagai macam
kebutuhan belajar dan berbagai macam tipe siswa di banyak negara.
B. Batasan Masalah
1. Apa
peran pengajar dalam sistem PJJ ?
2. Apa
perbedaan pengajar sistem tatap muka dengan sistem PJJ ?
3. Metode
apa yang efektif digunakan dalam pelaksanaan PJJ ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peran Pengajar
Peran pengajar sebagai pemberi kemudahan (fasilitator), dimana para
dosen/guru pelajaran PJJ hanya memberikan tutorial kepada mahasiswanya,
memberikan umpan balik terhadap pertanyaan – pertanyaan yang di ajukan oleh
para siswa, selain itu juga sesekali melakukan tatap muka dengan para
mahasiswanya, hal ini diperlukan khususnya bagi proses pembelajaran terkait
pembentukan kompetensi tertentu.
Perumusan pengajar dan pendidik dalam Pendidikan Jarak Jauh sebagaimana
tertuang dalam peraturan menteri pendidikan dan
kebudayaan republik indonesia nomor 24 tahun 2012 tentang
penyelenggaraan pendidikan jarak jauh pada pendidikan tinggi, pasal 1 ayat
1 “Pendidikan jarak jauh yang selanjutnya di sebut PJJ
adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan
pembelajarannya menggunakan sumber belajar melalui teknologi
informasi dan komunikasi dan media lain”
Terkait dengan pengajar, opini yang dapat kami uraikan tentang pengajar
mata pelajaran dalam sistem pendidikan jarak jauh, kami menyebutkan
bahwa dalam pendidikan jarak jauh peran pengajar dinamakan pengajar, karena
hanya berperan sebagai fasilitator antara materi ajar dan pelajar, sebagai
tempat konsultasi, dan memberikan nilai berdasarkan tugas – tugas yang di
kerjakan. Pendidikan, penekanan karakter pembentuk kepribadian justru baru di
peroleh dari kedisiplinan prosesnya dan kemandirian pelajarnya.
Dalam hal tersebut tidak menjadikan PJJ sebagai salah satu hal yang
tidak mungkin karena peran pengajar hanya sebagai pendidik, melainkan proses
pendidikan ini memperluas kemampuan pelajar untuk dapat lebih mandiri
dalam mencari jati diri dan pengembangan materi yang di ambil dan di
pelajarinya nya tidak terbatas pada ruang lingkup kelas konvensional.
Alam dapat menjadi tempat terbaik untuk belajar dan dipelajari, dengan
pendidikan jarak jauh waktu belajar tidak seratus persen mengikat, peran
pengajar walaupun dalam hal penyajian materinya adalah dominan tapi kesadaran
pelajarnya justru yang menjadikan pembelajaran ini menjadi suatu model
pendidikan yang dapat diterapkan.
Akan tetapi dalam penyelenggaraan PJJ sih diatur bahwa peran pengajar
adalah juga berperan sebagai pendidik, sebagaimana masih dalam peraturan
menteri pendidikan dan kebudayaan republik indonesia nomor 24 tahun 2012
tentang penyelenggaraan pendidikan jarak jauh pada
pendidikan tinggi, pasal 9 ayat 2 lebih menjabarkan pengajar sebagai
pendidik. “Pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit meliputi :
§ Perancang program pembelajaran;
§ Penyusun dan / atau pengembang materi ajar dan media,
§ Produser materi ajar dan media,
§ Penyebar luas dan / atau pengunggah materi ajar dan media,
§ Penulis soal, tugas, dan / atau evaluasi hasil belajar,
§ Dosen pengajar dan pemelihara mata kuliah,
§ Tutor,
§ Pembimbing praktik dan / atau tugas akhir, dan
§ Penguji.
Peran peran tersebut menjadi satu peran yang tidak boleh di pisahkan
dari penyelenggaraan PJJ. Pengajar mata pelajaran baik dikatakan sebagai
pengajar ataupun sebagai pendidik berperan sebagai salah satu bagian yang
menjadikan suatu mata pelajaran dapat diikuti, dipelajari, di berikan
penugasan, diberikan penilaian, dan finalisasinya yaitu perserta mengerti apa
yang telah dipelajarinya, dengan sumber rujukan dan tanggung jawab sumber
penyampai pengetahuan terhadap pengajarnya.
B. Karakteristik Pengajar dalam PJJ
Terdapat beberapa hal yang
harus diperhatikan oleh pengajar dalam melakukan pembelajaran jarak jauh :
§ Pengajar harus mengatur dan
mengurutkan isi materi yang akan diajarkan berkaitan dengan hasil yang akan
diperoleh oleh siswa.
§ Mengerti tentang sumberdaya
yang tersedia untuk mendukung materi yang diampunya
§ Melihat potensi kemampuan
yang telah dimiliki oleh siswanya sehingga penerapan teknologi yang tepat
dapat dipilih dan dapat mengakomodir peserta dalam aktifitas PJJnya.
§ Selalu Memberikan tanggapan,
apresiasi dan motivasi terhadap para siswa.
§ Apa yang harus para siswa
lakukan untuk menjamin pengalaman belajar yang berkualitas (Dabbagh &
Bannan-Ritland, 2005).
Dengan melakukan pendidikan jarak jauh
maka pengajar harus dapat memastikan bahwa para peserta sepenuhnya memahami
tanggung jawab mereka dan mengatur kelas, serta mengawasi agar tidak ada yang
tertinggal dalam mengikuti materi yang diampunya, fasilitas untuk pengecekan
terhadap aktifitas PJJ dan peserta dapat dengan fasilitas telpon, SMS, email,
social media, maupun dengan konsep server client, satu pemberitahuan untuk
disebarkan kembali.
pengajar dan peserta didik yang terpisah oleh jarak ruang dan waktu
difasilitasi dengan teknologi informasi dan komunikasi sebagai
penyamapai materinya. Dalam proses pembelajarannya dapat dibedakan antara
pembelajaran tatap muka dan pembelajaran PJJ.
sumber :
Panduan Penyelenggaraan Model Pembelajaran Pendidikan Jarak Jauh Di Perguruan
Tinggi (2011).
1. Perbedaan pengajar PJJ dengan pengajar
tatap muka.
1. Perbedaan Pembelajaran Jarak Jauh dan
Tatap Muka dari Segi Pengajar (Guru/Dosen)
Perbedaan pengajar dalam PJJ dan tatap
muka adalah pada masalah lokasi, waktu, serta jumlah peserta didik. Pada
pembelajaran tatap muka, pengajar diharuskan untuk datang ke lokasi pengajaran
(kelas,sekolah,dll) untuk memberikan materi atau bahan ajar secara langsung.
Dan untuk waktu pengajaran sudah ditentukan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Selain itu dalam pembelajaran tatap muka jumlah peserta dibatasi oleh tempat
atau lokasi pembelajaran. Sedangkan dalam pendidikan jarak jauh, pengajar tidak
perlu terus menerus datang menemui anak didiknya dan waktu pengajaran juga
lebih fleksibel. Selain itu pengajar dapat melakukan pembelajaran secara
massal, karena peserta didik tidak terbatas. Intinya dalam pjj, pengajar
dapat memberikan materi kepada peserta
didik dimanapun dan kapanpun waktunya.
2. Perbedaan dalam model pembelajaran
tatap muka dan PJJ dalam sisi:
Pengajar dalam pembelajaran tatap muka
mewajibkan untuk hadir menjelaskan kepada siswa di dalam sebuah kelas. Dalam
menjelaskan biasanya pengajar menggunakan alat bantu seperti proyektor dan
infokus dalam menjelaskan materi
atau bahan ajarnya. Pengajar memberikan
aturan-aturan dalam absensi terkait kehadiran siswa dalam mengikuti mata kuliah
tertentu. Pengajar dalam pembelajaran PJJ tidak perlu hadir di kelas. Dalam
memberikan materi atau bahan ajar dosen
menggunakan alat bantu seperti media
cetak, multimedia, dan media berbasis internet sebagai alat komunikasi dengan
siswa. Pengajar tidak memberikan aturan absensi kepada siswa karena pada
dasarnya PJJ adalah pembelajaran mandiri yang tidak
mewajibkan untuk belajar di kelas dengan
belajar tatap muka.
3. Dari sisi Pengajar (Guru/Dosen), beberapa
perbedaan dari 2 model pembelajaran pendidikan tatap muka dan pendidikan jarak
jauh adalah:
• Tatap muka: Pengajar masih harus tatap
muka dengan peserta didik. Dalam model pembelajaran tatap muka, sebenarnya
dapat dilakukan dengan periodik ataupun insidental. Namun yang terpenting
adalah dosen mampu meluangkan waktunya untuk bertemu dengan peserta didik sesuai
dengan jadwal yang disepakati agar terjadi interaksi dan peserta didik merasa
mempunyai pengajar karena bagaimanapun kehadiran manusia secara nyata tidak
dapat digantikan hanya lewat media (sisi kemanusiaan harus tersentuh).
Pertemuan yang terjadi digunakan dosen untuk memberikan tutorial, memberikan
arahan, konseling dan juga tugas. Dosen harus lebih bijak memanfaatkan waktu
saat tatap muka, ia harus berpikir apa yang paling efektif dilakukan saat tatap
muka berlangsung. Jika peserta didik mampu mandiri dalam mempelajari bahan
ajar, maka pengajar tak perlu lagi menghabiskan waktu tatap muka untuk
memberikan materi bahan ajar, mungkin hanya diberikan secara umum saja. Fungsi
pengajar adalah sebagai fasilitator, sehingga terjadi komunikasi dua arah yang
melahirkan interaksi menyenangkan. Hasil yang ingin dicapai, mahasiswa mampu
mencapai target kompetensi dari indikator-indikator yang ada karena model
pembelajaran tatap muka ini terkadang mempunyai kompetensi yang lebih tinggi
dan lebih mengikat karena ada target yang harus dicapai sesuai dengan jadwal
yang telah disepakati.
• Pendidikan Jarak Jauh: Berbeda dengan
tatap muka, dalam pendidikan jarak jauh pengajar memang disetting untuk tidak
melakukan tatap muka. Hal inilah yang harus diperhatikan oleh para pengajar
PJJ, sistem pembelajaran ini harus mengedepankan keahlian sang pengajar dalam
memanfaatkan media-media yang ada untuk melakukan PJJ. Jika dosen tidak mampu
memanfaatkan media yang ada dan tidak mengetahui alur kerja dalam PJJ, maka
akan terjadi pembelajaran yang tidak optimal. Pengajar juga harus mempunyai
keahlian untuk membuat dirinya terasa dekat dengan peserta didik, agar proses
pembelajaran menjadi hidup dan dinamis, dari sinilah dibutuhkan ide-ide kreatif
agar PJJ menjadi sustainable. Pengajar pun harus mempunyai jadwal-jadwal dalam
melakukan PJJ dan komitmen terhadap jadwal itu agar manajemen pembelajaran PJJ
dapat dilakukan sesuai standar operasional yang berlaku dan diharapkan
outputnya sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.
4. Dilihat perbedaan dari sisi
pengajar :
Pada pembelajaran tatap muka (kelas
biasa), pengajar di dalam merespon suatu pertanyan dari siswa akan terasa
kurang efektif ini dikarenakan siswa disini akan kurang kondusif di dalam
bertanya. Pengajar juga disini akan sulit mengatasi berapa jumlahnya siswa yang
akan diajar, karena disini harus menentukan tempat atau ruang belajar dari
siswa tersebut.Pada pembelajaran PJJ berbasis TIK, pengajar di dalam merespon
pertanyaan dari siswa akan bisa dilakukan dengan mudah dan cepat. Pada
pembelajaran ini pengajar akan lebih mudah mengatasi berapa banyaknya siswa
yang akan di ajar, ini dikarenakan pengajar akan bisa mengaturnya melaluli
jaringan internet dengan menggunakan e-learning.
2. Metode Pembelajaran
1. Tutorial Tatap muka
Tatap muka dalam
sistem pendidikan jarak jauh adalah hal yang sangat jarang, namun wajib
dilakukan antara dosen dan para peserta didik. Tutorial tatap
muka ini adalah kesempatan bagi para peserta didik untuk
berdiskusi dengan teman-teman lainnya dan berkonsultasi dengan dosen. Oleh
karena itu tutorial tatap muka merupakan kesempatan yang sangat bagus untuk
sistem pendidikan jarak jauh terutama untuk pengajar dan siswanya.
2. Tutorial Jarak Jauh
Tutorial jarak jauh ini sudah
merupakan ciri khas dari PJJ
a. Tutorial secara tertulis yang disampaikan melalui korespondensi
Tutorial tertulis disini maksudnya pengajar membuat bahan ajar ataupun panduan
yang tertulis bagi peserta didiknya. Dan dari bahan ajar tersebut, siswa
mengerjakan tugas yang telah diberikan. Dan apabila terdapat ketidakmengertian
dari peserta didik, maka akan bertanya kepada dosen/ asisten dosen yang
bersangkutan dan kegiatan tersebut disampaikan melalui korespondensi.
b. Tutorial melalui multimedia
Tutorial multimedia dapat berupa kaset audio/ video yang nantinya juga
akan disebar kepada peserta didik. Melalui tutorial ini sangat fleksibel dan
penjelasannya menjadi lebih akurat dan mudah dimengerti oleh peserta didik
c. Tutorial secara tersiar baik melalui radio atau
televisi
Terkadang bahan ajar disampaikan melalui televisi/ radio. Dan peserta didik
dapat mengajukan pertanyaan baik melalui telepon maupun secara tertulis untuk
dijawab atau dibahas pada siaran berikutnya.
d. Tutorial melalui telepon
Tutorial melalui telepon terjadi antara sekelompok peserta didik yang ingin
bekonsultasi dengan dosennya. Namun tutorial telepon terdapat kendala karena
biata telepon yang cukup mahal.
e. Tutorial online
Tutorial ini merupakan tutorial yang efisien karena dapat berkonsultasi layanan
akademik maupun non-akademik. Dan belajar onlone ini sangat besar sekali
manfaatnya bagi peserta didik karena menumbuhkan keingintahuan untuk menemukan
berbagai informasi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Ø Pengajar
dapat dikatakan sebagai media fasilitator, karena seorang pengajar mempunyai
yang dinamakan asisten dosen yang mana asisten dosen tersebut bertugas sebagai
penjawab pertanyaan, ataupun menampung pertanyaan dari siswa lainnya yang
nantinya akan ditanyakan kepada pengajar.
Ø Pengajar harus menyiapkan materi
ajar berupa modul juga untuk dikirimkan kepada siswa yang ternyata ada kendala
internet
Ø Pengajar harus selalu melakukan
contact dengan siswanya, sebagai hubungan antara guru dengan siswa, karena
sistem PJJ ini jarang sekali bertatap muka secara langsung
Ø Pemberian apresiasi terhadap tanggapan-tanggapan para
siswa membuat para siswa memiliki motivai lebih.
Referensi
Jika anda ingin mendownload filenya silahkan download di link di bawah
ini :
0 komentar:
Posting Komentar