Kamis, 10 April 2014

Tugas Akhir Mata Kuliah Pendidikan Jarak Jauh



Nama  : Miftahul Huda
Judul   : Pengajar Dalam Sistem PJJ
Kelompok 2


TUGAS AKHIR
PENDIDIKAN JARAK JAUH
PENGAJAR DALAM SISTEM PEMBELAJARAN JARAK  JAUH

Disusun Oleh:

Miftahul Huda
Saeroni
Darno
Erni


Dosen:
Timbul Pardede






D3 AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI
TEKNIK KOMPUTER JARINGAN
2014


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Pendidikan merupakan suatu proses akademik yang tujuannya untuk meningkatkan nilai sosial, budaya, moral, dan agama, serta mempersiapkan pembelajar menghadapi tantangan dan pengalaman dalam kehidupan nyata.
Pendidikan berperan sangat besar dalam pengembangan individu dan masyarakat dalam penciptaan kehidupan yang harmonis. Perkembangan ilmu pendidikan yang sangat cepat menuntut proses belajar sepanjang hayat. Untuk itu penciptaan sistem pendidikan dan lingkungan belajar yang fleksibel sangat dibutuhkan. Namun, pada saat ini banyak permasalahan mengenai sistem pembelajaran yang kurang merata di berbagai tempat. Dapat dilihat secara kasat mata, pendidikan dipulau jawa jauh lebih maju dibandingkan di pulau Irian Jaya, mengapa bisa demikian? Di pulau jawa, dekat dengan pemerintahan ibu kota, selain itu pendistribusian media pembelajaran seperti buku dapat dilakukan dengan cepat. Namun di Irian Jaya, membutuhkan waktu yang lama untuk pendistribusian materi. Untuk itu, sistem pembelajaran jarak jauh sangat efektif digunakan.
Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) merupakan Suatu metode pembelajaran yang menggunakan korespondensi sebagai alat komunikasi antar tenaga dosen dengan siswa, ditambah dengan adanya interaksi antar siswa dalam proses pembelajaran.
Sistem PJJ telah menjadi sebuah inovasi yang berarti dalam dunia pendidikan saat ini. Sistem PJJ telah menunjukkan kemampuannya untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan belajar dan berbagai macam tipe siswa di banyak negara.
B.    Batasan Masalah
1.      Apa peran pengajar dalam sistem PJJ ?
2.      Apa perbedaan pengajar sistem tatap muka dengan sistem PJJ ?
3.      Metode apa yang efektif digunakan dalam pelaksanaan PJJ ?
         
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Peran Pengajar
     Peran pengajar sebagai pemberi kemudahan (fasilitator),  dimana para dosen/guru pelajaran PJJ hanya memberikan tutorial kepada mahasiswanya, memberikan umpan balik terhadap pertanyaan – pertanyaan yang di ajukan oleh para siswa, selain itu juga sesekali melakukan tatap muka dengan para mahasiswanya, hal ini diperlukan khususnya bagi proses pembelajaran terkait pembentukan kompetensi tertentu.
Perumusan pengajar dan pendidik dalam Pendidikan Jarak Jauh sebagaimana tertuang dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik indonesia nomor 24 tahun 2012  tentang penyelenggaraan pendidikan jarak jauh pada pendidikan tinggi, pasal 1 ayat 1 “Pendidikan jarak jauh yang selanjutnya di sebut PJJ adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan sumber belajar melalui teknologi informasi dan komunikasi dan media lain”
Terkait dengan pengajar, opini yang dapat kami uraikan tentang pengajar mata pelajaran dalam sistem pendidikan jarak jauh, kami menyebutkan bahwa dalam pendidikan jarak jauh peran pengajar dinamakan pengajar, karena hanya berperan sebagai fasilitator antara materi ajar dan pelajar, sebagai tempat konsultasi, dan memberikan nilai berdasarkan tugas – tugas yang di kerjakan. Pendidikan, penekanan karakter pembentuk kepribadian justru baru di peroleh dari kedisiplinan prosesnya dan kemandirian pelajarnya.

Dalam hal tersebut tidak menjadikan PJJ sebagai salah satu hal yang tidak mungkin karena peran pengajar hanya sebagai pendidik, melainkan proses pendidikan ini memperluas kemampuan pelajar untuk dapat lebih mandiri dalam mencari jati diri dan pengembangan materi yang di ambil dan di pelajarinya nya tidak terbatas pada ruang lingkup kelas konvensional.
Alam dapat menjadi tempat terbaik untuk belajar dan dipelajari, dengan pendidikan jarak jauh waktu belajar tidak seratus persen mengikat, peran pengajar walaupun dalam hal penyajian materinya adalah dominan tapi kesadaran pelajarnya justru yang menjadikan pembelajaran ini menjadi suatu model pendidikan yang dapat diterapkan.
Akan tetapi dalam penyelenggaraan PJJ sih diatur bahwa peran pengajar adalah juga berperan sebagai pendidik, sebagaimana  masih dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik indonesia nomor 24 tahun 2012  tentang penyelenggaraan pendidikan jarak jauh pada pendidikan tinggi, pasal 9 ayat 2 lebih menjabarkan pengajar sebagai pendidik. “Pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit meliputi :
§  Perancang program pembelajaran;
§  Penyusun dan / atau pengembang materi ajar dan media,
§  Produser materi ajar dan media,
§  Penyebar luas dan / atau pengunggah materi ajar dan media,
§  Penulis soal, tugas, dan / atau evaluasi hasil belajar,
§  Dosen pengajar dan pemelihara mata kuliah,
§  Tutor,
§  Pembimbing praktik dan / atau tugas akhir, dan
§  Penguji.
Peran peran tersebut menjadi satu peran yang tidak boleh di pisahkan dari penyelenggaraan PJJ. Pengajar mata pelajaran baik dikatakan sebagai pengajar ataupun sebagai pendidik berperan sebagai salah satu bagian yang menjadikan suatu mata pelajaran dapat diikuti, dipelajari, di berikan penugasan, diberikan penilaian, dan finalisasinya yaitu perserta mengerti apa yang telah dipelajarinya, dengan sumber rujukan dan tanggung jawab sumber penyampai pengetahuan terhadap pengajarnya.




B. Karakteristik Pengajar dalam PJJ
  Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pengajar dalam melakukan pembelajaran jarak jauh :
§  Pengajar harus mengatur dan mengurutkan isi materi yang akan diajarkan berkaitan dengan hasil yang akan diperoleh oleh siswa.
§  Mengerti tentang sumberdaya yang tersedia untuk mendukung materi yang diampunya
§  Melihat potensi kemampuan yang telah dimiliki oleh siswanya sehingga  penerapan teknologi yang tepat dapat dipilih dan dapat mengakomodir peserta dalam aktifitas PJJnya.
§  Selalu Memberikan tanggapan, apresiasi dan motivasi terhadap para siswa.
§  Apa yang harus para siswa lakukan untuk menjamin pengalaman belajar yang berkualitas (Dabbagh & Bannan-Ritland, 2005).
Dengan melakukan pendidikan jarak jauh maka pengajar harus dapat memastikan bahwa para peserta sepenuhnya memahami tanggung jawab mereka dan mengatur kelas, serta mengawasi agar tidak ada yang tertinggal dalam mengikuti materi yang diampunya, fasilitas untuk pengecekan terhadap aktifitas PJJ dan peserta dapat dengan fasilitas telpon, SMS, email, social media, maupun dengan konsep server client, satu pemberitahuan untuk disebarkan kembali.

pengajar dan peserta didik yang terpisah oleh jarak ruang dan waktu difasilitasi dengan teknologi informasi dan komunikasi sebagai penyamapai materinya. Dalam proses pembelajarannya dapat dibedakan antara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran PJJ.


sumber : Panduan Penyelenggaraan Model Pembelajaran Pendidikan Jarak Jauh Di Perguruan Tinggi (2011).
1.    Perbedaan pengajar PJJ dengan pengajar tatap muka.
1.    Perbedaan Pembelajaran Jarak Jauh dan Tatap Muka dari Segi Pengajar (Guru/Dosen)
Perbedaan pengajar dalam PJJ dan tatap muka adalah pada masalah lokasi, waktu, serta jumlah peserta didik. Pada pembelajaran tatap muka, pengajar diharuskan untuk datang ke lokasi pengajaran (kelas,sekolah,dll) untuk memberikan materi atau bahan ajar secara langsung. Dan untuk waktu pengajaran sudah ditentukan sesuai dengan aturan yang berlaku. Selain itu dalam pembelajaran tatap muka jumlah peserta dibatasi oleh tempat atau lokasi pembelajaran. Sedangkan dalam pendidikan jarak jauh, pengajar tidak perlu terus menerus datang menemui anak didiknya dan waktu pengajaran juga lebih fleksibel. Selain itu pengajar dapat melakukan pembelajaran secara massal, karena peserta didik tidak terbatas. Intinya dalam pjj, pengajar
dapat memberikan materi kepada peserta didik dimanapun dan kapanpun waktunya.
2.     Perbedaan dalam model pembelajaran tatap muka dan PJJ dalam sisi:
Pengajar dalam pembelajaran tatap muka mewajibkan untuk hadir menjelaskan kepada siswa di dalam sebuah kelas. Dalam menjelaskan biasanya pengajar menggunakan alat bantu seperti proyektor dan infokus dalam menjelaskan materi
atau bahan ajarnya. Pengajar memberikan aturan-aturan dalam absensi terkait kehadiran siswa dalam mengikuti mata kuliah tertentu. Pengajar dalam pembelajaran PJJ tidak perlu hadir di kelas. Dalam memberikan materi atau bahan ajar dosen
menggunakan alat bantu seperti media cetak, multimedia, dan media berbasis internet sebagai alat komunikasi dengan siswa. Pengajar tidak memberikan aturan absensi kepada siswa karena pada dasarnya PJJ adalah pembelajaran mandiri yang tidak
mewajibkan untuk belajar di kelas dengan belajar tatap muka.

3.    Dari sisi Pengajar (Guru/Dosen), beberapa perbedaan dari 2 model pembelajaran pendidikan tatap muka dan pendidikan jarak jauh adalah:
• Tatap muka: Pengajar masih harus tatap muka dengan peserta didik. Dalam model pembelajaran tatap muka, sebenarnya dapat dilakukan dengan periodik ataupun insidental. Namun yang terpenting adalah dosen mampu meluangkan waktunya untuk bertemu dengan peserta didik sesuai dengan jadwal yang disepakati agar terjadi interaksi dan peserta didik merasa mempunyai pengajar karena bagaimanapun kehadiran manusia secara nyata tidak dapat digantikan hanya lewat media (sisi kemanusiaan harus tersentuh). Pertemuan yang terjadi digunakan dosen untuk memberikan tutorial, memberikan arahan, konseling dan juga tugas. Dosen harus lebih bijak memanfaatkan waktu saat tatap muka, ia harus berpikir apa yang paling efektif dilakukan saat tatap muka berlangsung. Jika peserta didik mampu mandiri dalam mempelajari bahan ajar, maka pengajar tak perlu lagi menghabiskan waktu tatap muka untuk memberikan materi bahan ajar, mungkin hanya diberikan secara umum saja. Fungsi pengajar adalah sebagai fasilitator, sehingga terjadi komunikasi dua arah yang melahirkan interaksi menyenangkan. Hasil yang ingin dicapai, mahasiswa mampu mencapai target kompetensi dari indikator-indikator yang ada karena model pembelajaran tatap muka ini terkadang mempunyai kompetensi yang lebih tinggi dan lebih mengikat karena ada target yang harus dicapai sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.

• Pendidikan Jarak Jauh: Berbeda dengan tatap muka, dalam pendidikan jarak jauh pengajar memang disetting untuk tidak melakukan tatap muka. Hal inilah yang harus diperhatikan oleh para pengajar PJJ, sistem pembelajaran ini harus mengedepankan keahlian sang pengajar dalam memanfaatkan media-media yang ada untuk melakukan PJJ. Jika dosen tidak mampu memanfaatkan media yang ada dan tidak mengetahui alur kerja dalam PJJ, maka akan terjadi pembelajaran yang tidak optimal. Pengajar juga harus mempunyai keahlian untuk membuat dirinya terasa dekat dengan peserta didik, agar proses pembelajaran menjadi hidup dan dinamis, dari sinilah dibutuhkan ide-ide kreatif agar PJJ menjadi sustainable. Pengajar pun harus mempunyai jadwal-jadwal dalam melakukan PJJ dan komitmen terhadap jadwal itu agar manajemen pembelajaran PJJ dapat dilakukan sesuai standar operasional yang berlaku dan diharapkan outputnya sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.

4.     Dilihat perbedaan dari sisi pengajar :
Pada pembelajaran tatap muka (kelas biasa), pengajar di dalam merespon suatu pertanyan dari siswa akan terasa kurang efektif ini dikarenakan siswa disini akan kurang kondusif di dalam bertanya. Pengajar juga disini akan sulit mengatasi berapa jumlahnya siswa yang akan diajar, karena disini harus menentukan tempat atau ruang belajar dari siswa tersebut.Pada pembelajaran PJJ berbasis TIK, pengajar di dalam merespon pertanyaan dari siswa akan bisa dilakukan dengan mudah dan cepat. Pada pembelajaran ini pengajar akan lebih mudah mengatasi berapa banyaknya siswa yang akan di ajar, ini dikarenakan pengajar akan bisa mengaturnya melaluli jaringan internet dengan menggunakan e-learning.

2.    Metode Pembelajaran
1.      Tutorial Tatap muka
Tatap muka dalam sistem pendidikan jarak jauh adalah hal yang sangat jarang, namun wajib dilakukan antara dosen dan para peserta didik. Tutorial tatap muka ini  adalah kesempatan bagi para peserta didik untuk berdiskusi dengan teman-teman lainnya dan berkonsultasi dengan dosen. Oleh karena itu tutorial tatap muka merupakan kesempatan yang sangat bagus untuk sistem pendidikan jarak jauh terutama untuk pengajar dan siswanya.

2.      Tutorial Jarak Jauh
Tutorial jarak jauh ini sudah merupakan ciri khas dari PJJ
a. Tutorial secara tertulis yang disampaikan melalui korespondensi
Tutorial tertulis disini maksudnya pengajar membuat bahan ajar ataupun panduan yang tertulis bagi peserta didiknya. Dan dari bahan ajar tersebut, siswa mengerjakan tugas yang telah diberikan. Dan apabila terdapat ketidakmengertian dari peserta didik, maka akan bertanya kepada dosen/ asisten dosen yang bersangkutan dan kegiatan tersebut disampaikan melalui korespondensi.
b. Tutorial melalui multimedia
Tutorial multimedia dapat berupa kaset audio/ video yang nantinya juga akan disebar kepada peserta didik. Melalui tutorial ini sangat fleksibel dan penjelasannya menjadi lebih akurat dan mudah dimengerti oleh peserta didik
c. Tutorial secara tersiar baik melalui radio atau televisi
Terkadang bahan ajar disampaikan melalui televisi/ radio. Dan peserta didik dapat mengajukan pertanyaan baik melalui telepon maupun secara tertulis untuk dijawab atau dibahas pada siaran berikutnya.
d. Tutorial melalui telepon
Tutorial melalui telepon terjadi antara sekelompok peserta didik yang ingin bekonsultasi dengan dosennya. Namun tutorial telepon terdapat kendala karena biata telepon yang cukup mahal.
e. Tutorial online
Tutorial ini merupakan tutorial yang efisien karena dapat berkonsultasi layanan akademik maupun non-akademik. Dan belajar onlone ini sangat besar sekali manfaatnya bagi peserta didik karena menumbuhkan keingintahuan untuk menemukan berbagai informasi.



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Ø  Pengajar dapat dikatakan sebagai media fasilitator, karena seorang pengajar mempunyai yang dinamakan asisten dosen yang mana asisten dosen tersebut bertugas sebagai penjawab pertanyaan, ataupun menampung pertanyaan dari siswa lainnya yang nantinya akan ditanyakan kepada pengajar.
Ø  Pengajar harus menyiapkan materi ajar berupa modul juga untuk dikirimkan kepada siswa yang ternyata ada kendala internet
Ø  Pengajar harus selalu melakukan contact dengan siswanya, sebagai hubungan antara guru dengan siswa, karena sistem PJJ ini jarang sekali bertatap muka secara langsung
Ø  Pemberian apresiasi terhadap tanggapan-tanggapan para siswa membuat para siswa memiliki motivai lebih.

Referensi


Jika anda ingin mendownload filenya silahkan download di link di bawah ini :




Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar

Recent Comments Widget with Avatar by Tutorial Blogspot