Rabu, 09 April 2014

Materi Pendidikan Jarak Jauh (PJJ)

           Pendidikan


 Pendidikan merupakan suatu proses akademik yang tujuannya untuk meningkatkan nilai sosial, budaya, moral, dan agama, serta mempersiapkan pembelajar menghadapi tantangan dan pengalaman dalam kehidupan nyata.
Pendidikan berperan sangat besar dalam pengembangan individu dan masyarakat dalam penciptaan kehidupan yang harmonis. Perkembangan ilmu pendidikan yang sangat cepat menuntut proses belajar sepanjang hayat. Untuk itu penciptaan sistem pendidikan dan lingkungan belajar yang fleksibel sangat dibutuhkan.

Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) merupakan Suatu metode pembelajaran yang menggunakan korespondensi sebagai alat komunikasi antar tenaga dosen dengan siswa, ditambah dengan adanya interaksi antar siswa dalam proses pembelajaran.

Sistem PJJ telah menjadi sebuah inovasi yang berarti dalam dunia pendidikan saat ini. Sistem PJJ telah menunjukkan kemampuannya untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan belajar dan berbagai macam tipe siswa di banyak negara.

         Peran Pengajar
Peran pengajar sebagai pemberi kemudahan (fasilitator),  dimana para dosen/guru pelajaran PJJ hanya memberikan tutorial kepada mahasiswanya, memberikan umpan balik terhadap pertanyaan – pertanyaan yang di ajukan oleh para siswa, selain itu juga sesekali melakukan tatap muka dengan para mahasiswanya, hal ini diperlukan khususnya bagi proses pembelajaran terkait pembentukan kompetensi tertentu.
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pengajar dalam melakukan pembelajaran jarak jauh :
§  Pengajar harus mengatur dan mengurutkan isi materi yang akan diajarkan berkaitan dengan hasil yang akan diperoleh oleh siswa.
§  Mengerti tentang sumberdaya yang tersedia untuk mendukung materi yang diampunya
§  Melihat potensi kemampuan yang telah dimiliki oleh siswanya sehingga  penerapan teknologi yang tepat dapat dipilih dan dapat mengakomodir peserta dalam aktifitas PJJnya.
§  Selalu Memberikan tanggapan, apresiasi dan motivasi terhadap para siswa

Perbedaan pengajar PJJ dengan pengajar tatap muka .

1.      Perbedaan pengajar dalam PJJ dan tatap muka adalah pada masalah lokasi, waktu, serta jumlah
peserta didik.
2.      Pengajar dalam pembelajaran tatap muka mewajibkan untuk hadir menjelaskan kepada siswa di dalam sebuah kelas. Sedangkan Pengajar dalam pembelajaran PJJ tidak perlu hadir di kelas. Dalam memberikan materi atau bahan ajar dosen menggunakan alat bantu seperti media cetak, multimedia, dan media berbasis internet sebagai alat komunikasi dengan siswa. Pengajar tidak memberikan aturan absensi kepada siswa karena pada dasarnya PJJ adalah pembelajaran mandiri yang tidak mewajibkan untuk belajar di kelas dengan belajar tatap muka.
3.      Pada pembelajaran tatap muka (kelas biasa), pengajar di dalam merespon suatu pertanyan dari siswa akan terasa kurang efektif ini dikarenakan siswa disini akan kurang kondusif di dalam bertanya. Sedangkan Pada pembelajaran PJJ berbasis TIK, pengajar di dalam merespon pertanyaan dari siswa akan bisa dilakukan dengan mudah dan cepat. Pada pembelajaran ini pengajar akan lebih mudah mengatasi berapa banyaknya siswa yang akan di ajar, ini dikarenakan pengajar akan bisa

Metode Pembelajaran
1.          Tutorial Tatap muka
Tatap muka dalam sistem pendidikan jarak jauh adalah hal yang sangat jarang, namun wajib dilakukan antara dosen dan para peserta didik. Tutorial tatap muka ini  adalah kesempatan bagi para peserta didik untuk berdiskusi dengan teman-teman lainnya dan berkonsultasi dengan dosen. Oleh karena itu tutorial tatap muka merupakan kesempatan yang sangat bagus untuk sistem pendidikan jarak jauh terutama untuk pengajar dan siswanya.

2.              Tutorial Jarak Jauh
Tutorial jarak jauh ini sudah merupakan ciri khas dari PJJ
a. Tutorial secara tertulis yang disampaikan melalui korespondensi
Tutorial tertulis disini maksudnya pengajar membuat bahan ajar ataupun panduan yang tertulis bagi peserta didiknya. Dan dari bahan ajar tersebut, siswa mengerjakan tugas yang telah diberikan. Dan apabila terdapat ketidakmengertian dari peserta didik, maka akan bertanya kepada dosen/ asisten dosen yang bersangkutan dan kegiatan tersebut disampaikan melalui korespondensi.
b. Tutorial melalui
multimedia
Tutorial multimedia dapat berupa kaset audio/ video yang nantinya juga akan disebar kepada peserta didik. Melalui tutorial ini sangat fleksibel dan penjelasannya menjadi lebih akurat dan mudah dimengerti oleh peserta didik
c. Tutorial secara tersiar baik melalui
radio atau televisi
Terkadang bahan ajar disampaikan melalui televisi/ radio. Dan peserta didik dapat mengajukan pertanyaan baik melalui telepon maupun secara tertulis untuk dijawab atau dibahas pada siaran berikutnya.
d. Tutorial melalui telepon
Tutorial melalui telepon terjadi antara sekelompok peserta didik yang ingin bekonsultasi dengan dosennya. Namun tutorial telepon terdapat kendala karena biata telepon yang cukup mahal.
e.
Tutorial online
Tutorial ini merupakan tutorial yang efisien karena dapat berkonsultasi layanan akademik maupun non-akademik. Dan belajar onlone ini sangat besar sekali manfaatnya bagi peserta didik karena menumbuhkan keingintahuan untuk menemukan berbagai informasi.


Kesimpulan :

Ø  Pengajar dapat dikatakan sebagai media fasilitator, karena seorang pengajar mempunyai yang dinamakan asisten dosen yang mana asisten dosen tersebut bertugas sebagai penjawab pertanyaan, ataupun menampung pertanyaan dari siswa lainnya yang nantinya akan ditanyakan kepada pengajar.
Ø  Pengajar harus menyiapkan materi ajar berupa modul juga untuk dikirimkan kepada siswa yang ternyata ada kendala internet
Ø  Pengajar harus selalu melakukan contact dengan siswanya, sebagai hubungan antara guru dengan siswa, karena sistem PJJ ini jarang sekali bertatap muka secara langsung
Ø  Pemberian apresiasi terhadap tanggapan-tanggapan para siswa membuat para siswa memiliki motivai lebih.

Jika kawan - kawan ingin mengunduh File Presentasi Powerpointnya Klik Di sini !



*  

 DISKUSI 1, DISKUSI 2 dan Diskusi 3

   Masalah Dan Kendala dari PJJ
·         Masalah dan kendala yang dihadapi oleh siswa atau mahasiswa PJJ antara lain :
1.Tidak punya sumber daya / akses untuk menyelenggarakan interaksi pendidikan yang intensif antara tenaga pengajar dan peserta didik (masalah jaringan).
2.Kurangnya tutor dan motivator.
3.Kurangnya umpan balik yang di berikan oleh dosen atas pertanyaan-pertanyaan siswa di group media sosial.
4. Perencanaan akademik dan penjadwalan kegiatan kurang berjalan maksimal
5. Kurangnya sarana prasarana untuk melakukan kegiatan praktikum.
Hal ini saya rasakan ketika D1 Teknik Survey dan Pemetaan di Sub Kampus ITB SMK3 Tanjung Selor. Hal tersebut menjadikan kualitas/Daya saing mahasiswa lebih rendah di bandingkan dengan mahasiswa yang bisa belajar dengan tatap muka langsung.
*      Solusi
·         Solusi dari masalah-masalah di atas :
1.Tidak punya sumber daya / akses untuk menyelenggarakan interaksi pendidikan yang intensif antara tenaga pengajar dan peserta didik. Solusinya untuk masalah ini adalah dengan terus mengembangkan akses pembelajaran yang dimiliki antara pengajar dengan peserta didik. Mengembangkan akses disini dapat diartikan untuk menggunakan perangkat teknologi sebagai media pembelajarannya.Karena dengan menggunakan perangkat teknologi, pembelajaran akan semakin dimudahkan dalam proses pelaksanaannya.
2.Kurangnya tutor dan motivator dapat diatasi dengan menyediakan tutor dan motivator yang berkompeten. Siswa perlu tutor dan motivator untuk membantu mereka menyelesaikan program tepat waktu dan untuk bertindak sebagai sistem pendukung ketika stres menjadi masalah.
3.Kurangnya umpan balik yang di berikan oleh dosen atas pertanyaan-pertanyaan siswa di group media sosial. Solusinya adalah lembaga menyediakan suatu badan / divisi tersendiri yang khusus untuk menanggapi setiap masalah maupun pertanyaan yang diajukan oleh para siswa PJJ.
4. Perencanaan akademik dan penjadwalan kegiatan kurang berjalan maksimal. Solusinya adalah mensosialisasi terlebih dahulu kemudian mengadakan perbaikan pada bagian-bagian yang kurang berjalan dengan baik.


5. Kurangnya sarana prasarana untuk melakukan kegiatan praktikum. Solusinya adalah lembaga yang memiliki fasilitas kurang dapat mengajukan dana kepada pemerintah untuk melengkapi fasilitas tersebut.

Diskusi 2


Mencermati dari contoh yang telah bapak berikan  mengenai penerapan MOOC  yang di ujicoba di USA, saya bisa menyimpulkan bahwa Kendala yang mungkin akan terjadi bila MOOC diterapkan di indonesia antara lain :
o    menuntut teknologi digital yang cukup tinggi
o    menuntut kemandirian partisipan/mahasiswa yang sangat tinggi, baik dari sisi waktu dan usaha
o    lisensi dari konten yang disebarkan akan menjadi permasalahan khusus
o    penguasaan teknologi yang kurang merata



Diskusi 3

Menurut saya dari ke 7 kategori  yang bisa dilaksanakan antara lain :
1.       Acces
Karena dengan media acces, siswa PJJ akan lebih mudah menerima pelajaran-pelajaran yang disampaikan oleh Dosen PJJ. Mungkin akan dirasakan sulit di bagian-bagian desa terpencil, namun hal ini bisa di usahakan dengan meminta bantuan kepada Institusi maupun lembaga dari luar Institusi penyelenggara PJJ.
2.       Teaching and Learning (proses dosenan dan pembelajaran)
Teaching and learning sangat bisa dilaksanakan karena dengan media ini media-media yang telah tersedia menjadi berdaya guna dan tak ada media yang tersia-siakan, namun dituntut kemampuan dan inovatifitas yang mumpuni dari para pelajar maupun pengajar PJJ.

3.       Organisational Issues
Saya setuju dengan media ini karena bila sebuah media dalam pembelajaran mendapatkan dukungan dari semua unsur yang ada di organisasi, pengguna mediapun akan merasa nyaman dan proses pembelajaran dapat berjalan maksimal

Kriteria media yang tidak/belum saya setujui jika dilaksanakan secara merata untuk proses PJJ antara lain :
1.       Cost (biaya)
Karena Karakteristik fleksibilitas PJJ akan terbatasi dengan media ini, dan saran saya biaya hanya dikenakan saat siswa menginginkan suatu tanda bukti kelulusan / sertifikat dan untuk pendidikan onlinenya gratis.
2.       Interactivity (interaktifitas/komunikasi dua arah)
3.       Novelty (kemutakhiran)
4.       Speed (Kecepatan )
Untuk Kriteria 2, 3 dan 4, saya merasa media ini belum bisa dilaksanakan secara merata pada setiap daerah di Indonesia terkait tentang persebaran Teknologi digital yang kuran merata. Kecuali kalau media ini di laksanakan hanya di kota-kota besar atau daerah yang IT nya telah maju dan mendukung untuk proses PJJ menggunakn media tersebut.

Salam Hormat,














Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar

Recent Comments Widget with Avatar by Tutorial Blogspot